Siaran Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Indonesia Periode Kuartal II - 2015


09/03/2015
  • Total pendapatan premi industri asuransi jiwa pada kuartal kedua 2015 meningkat 26,6% menjadi Rp 67,82 triliun.
  • Peningkatan total pendapatan premi dipengaruhi oleh pertumbuhan premi bisnis baru sebesar 28,2% dan premi lanjutan sebesar 24,4%.
  • Kekuatan industri asuransi jiwa ditunjukkan pula oleh jumlah investasi yang meningkat 21% menjadi Rp 320,51 triliun yang secara langsung turut meningkatkan total aset sebesar 23,2% menjadi Rp 368,52 triliun.

 

Kinerja Industri Asuransi Jiwa – Kuartal Kedua 2015:

Hasil

Q2 2015

Q2 2014

Pertumbuhan

Total Tertanggung

57,02 Juta Orang

46,41 Juta Orang

22,9%

  • Individu

16,60 Juta Orang

11,30 Juta Orang

46,9%

  • Kumpulan

40,42 Juta Orang

35,11 Juta Orang

15,1%

Total Pendapatan (Income)

Rp 69,97 Triliun

Rp 76,60 Triliun

-8,7%

  • Total Pendapatan Premi

Rp 67,82 Triliun

Rp 53,58 Triliun

26,6%

  • Total Premi Bisnis Baru

Rp 39,19 Triliun

Rp 30,57 Triliun

28,2%

  • Total Premi Lanjutan

Rp 28,63 Triliun

Rp 23,01 Triliun

24,4%

  • Hasil Investasi

Rp -0,71 Triliun

Rp 20,78 Triliun

-103,4%

  • Klaim Reasuransi

Rp 1,34 Triliun

Rp 1,07 Triliun

25,1%

  • Pendapatan Lainnya

Rp 1,53 Triliun

Rp 1,17 Triliun

30,6%

Total Klaim dan Manfaat yang dibayarkan

Rp 43,16 Triliun

Rp 32,80 Triliun

31,6%

Total Aset

Rp 368,52 Triliun

Rp 299,22 Triliun

23,2%

  • Jumlah Investasi

Rp 320,51 Triliun

Rp 264,97 Triliun

21%

Jumlah tenaga distribusi berlisensi

452,836 Orang

375.253 Orang

20,7%

 

*Data dirangkum dari 51 perusahaan asuransi jiwa dari total 52 perusahaan asuransi jiwa anggota AAJI.

 

JAKARTA, 3 September 2015 – Bertempat di Rumah AAJI, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada hari ini melaporkan perkembangan kinerja industri asuransi jiwa di tanah air sampai dengan kuartal kedua 2015. Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional, industri asuransi jiwa Indonesia tetap membukukan kinerja positif. Hal ini jelas terlihat dari meningkatnya pertumbuhan total pendapatan premi sebesar 26,6% menjadi Rp 67,82 triliun.

“Tidak dapat dipungkiri kondisi ekonomi nasional yang melemah serta gejolak pasar saham pada kuartal kedua 2015 berdampak  terhadap industri nasional, termasuk di dalamnya industri asuransi jiwa. Namun demikian, kami bersyukur bahwa industri asuransi jiwa masih dipercaya oleh masyarakat sehingga tetap mampu mencatatkan kinerja positif. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan total pendapatan premi, baik total premi bisnis baru maupun lanjutan yang merefleksikan peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya perencanaan keuangan masa depan dan persiapan perlindungan bagi diri sendiri dan keluarga sedini mungkin,” ujar Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI.

 

Total Pendapatan Premi

Industri asuransi jiwa di Indonesia mencatatkan peningkatan total pendapatan premi sebesar 26,6%, meningkat dari Rp 53,58 triliun di kuartal kedua tahun 2014 menjadi Rp 67,82 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Dari total pendapatan premi di atas, sebesar 57,8% merupakan total pendapatan premi bisnis baru. Di mana pendapatan premi bisnis baru berhasil tumbuh sebesar 28,2% menjadi Rp 39,19 triliun. Ini menjadi sinyal positif kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap industri asuransi jiwa sebagai penyedia sarana proteksi keuangan jangka panjang bagi masyarakat.

Sementara itu, pendapatan premi lanjutan juga mengalami peningkatan sebesar 24,4% menjadi Rp 28,63 triliun.  Artinya, semakin banyak masyarakat Indonesia  memahami sifat jangka panjang perlindungan asuransi jiwa, sehingga mereka berkomitmen terus mempertahankan kepemilikan polis mereka untuk melindungi keuangan saat risiko terjadi di masa depan.

 

Total Aset dan Investasi

Masih menunjukkan kinerja yang positif, industri asuransi jiwa di Indonesia sampai dengan kuartal kedua tahun ini mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 23,2%  jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana tahun ini total aset mencapai Rp 368,52 triliun.

Peningkatan jumlah total aset industri asuransi jiwa dipengaruhi oleh peningkatan jumlah investasi   sebesar 21% mencapai Rp 320,51 triliun. Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kondisi pasar yang melemah, instrumen investasi seperti reksadana, deposito, dan properti masih menjadi pilihan industri asuransi jiwa di Indonesia.

“Melambatnya pertumbuhan ekonomi antara lain terlihat dari gejolak di pasar modal yang secara tidak langsung membawa pengaruh terhadap industri asuransi jiwa di Indonesia.” jelas Hendrisman. “Namun demikian,industri asuransi jiwa tetap berhasil membukukan pertumbuhan positif.  Kami berharap bahwa kondisi ekonomi akan kembali pulih dan membaik.,” tambah Hendrisman.

 

Total Klaim dan Manfaat yang Dibayarkan

Tanggung jawab dan komitmen industri asuransi jiwa dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat Indonesia ditunjukkan melalui peningkatan pembayaran klaim dan manfaat. Dalam periode enam bulan pertama tahun ini, AAJI mencatatkan peningkatan pembayaran klaim dan manfaat sebesar 31,6% dengan nilai mencapai Rp 43,16 triliun.

Total pembayaran klaim dan manfaat yang ditujukan untuk polis yang ditebus (surrender) pada periode ini tumbuh sebesar 32,1% atau mencapai Rp 19,63 triliun.  Namun pertumbuhan di kuartal kedua ini masih lebih baik (lebih rendah) dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal pertama tahun ini yang mencapai 69,5%.

Di sisi lain, klaim penarikan sebagian (partial withdrawal) juga masih mengalami pertumbuhan sebesar 23,7% dibanding periode serupa tahun lalu, mencapai Rp 10,69 triliun.  Namun demikian pertumbuhannya di kuartal kedua masih lebih rendah dibandingkan kuartal pertama tahun ini yang mencapai 61,0%.

Penebusan maupun penarikan sebagian tersebut di atas sedikit banyak disebabkan oleh adanya kebutuhan akan tersedianya dana tunai yang dapat dimanfaatkan oleh nasabah untuk keperluan lainnya.

 

Saluran Pemasaran

Jalur keagenan masih menjadi  saluran pemasaran yang utama bagi industri asuransi jiwa. Dari pencapaian total pendapatan premi yang ada, 44,5% merupakan kontribusi dari jalur keagenan, diikuti oleh jalur bancassurance  sebesar 36,7% dan saluran pemasaran lainnya menyumbang 18,8%.

Yang perlu dicatat adalah jumlah tenaga pemasar dalam industri asuransi jiwa di Indonesia tetap tumbuh sebesar 20,7% menjadi 452.836 orang. Peningkatan jumlah tenaga pemasar tersebut membuktikan bahwa minat masyarakat  Indonesia terhadap profesi keagenan semakin bertambah dan AAJI optimis target 500.000 agen pada akhir tahun dapat tercapai.

Menutup konferensi pers kinerja industri asuransi jiwa sampai kuartal kedua 2015, Hendrisman Rahim mengatakan, “Kami sangat menghargai kepercayaan masyarakat yang diberikan kepada industri dalam merencanakan keuangan dan perlindungan sejak dini bagi keluarga Indonesia. Sejalan dengan itu, AAJI dan perusahaan anggotanya terus berkomitmen untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk terus tumbuh dan memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat Indonesia, serta mewujudkan asuransi jiwa sebagai salah satu pilar perekonomian bangsa.”

- selesai

 

Tentang Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia atau disingkat dengan AAJI adalah sebuah wadah dan penampungan serta penyalur aspirasi Perusahaan Asuransi Jiwa dan Reasuransi di Indonesia. Didirikan pada tahun 2002, saat ini AAJI beranggotakan 52 perusahaan asuransi jiwa di Indonesia serta 5 perusahaan reasuransi.

AAJI memiliki visi untuk menyatukan arah dan tujuan usaha asuransi jiwa dalam rangka pemberian perlindungan kepada masyarakat khususnya pemegang polis tertanggung, yang merupakan perwujudan peran serta Industri Asuransi Jiwa dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi:

 

Togar Pasaribu

Plt Direktur Eksekutif

Telp. : +62 21 3190 0500

Email : aaji.info@aaji.or.id

Website: www.aaji.or.id