Potensi Asuransi Jiwa Unit Link di Indonesia
Menurut buku History of Insurance in Indonesia, perusahaan asuransi pertama di Indonesia didirikan oleh warga Belanda bernama Bataviaasche Zee en Brand-Assurantie Maatschappij yang berdiri pada tanggal 18 Januari 1843 di Kali Besar Timur, Jakarta. Sejak saat itu lahirlah beberapa perusahaan asuransi lain yang menginduk pada perusahaan asuransi di Belanda. Tetapi, semua perusahaan asuransi-asuransi di Indonesia pada zaman itu hanya menargetkan orang Belanda saja.
Setelah Indonesia merdeka banyak momentum penting dalam dunia asuransi yang ditandai dengan banyaknya nasionalisasi perusahaan asuransi asing serta pendirian juga penggabungan perusahaan asuransi baru. Di era tahun 80-an, merupakan titik awal munculnya asuransi-asuransi modern di Indonesia. Sampai saat ini program asuransi jiwa sudah tidak lagi berfokus pada satu perlindungan melainkan banyak sekali produk asuransi jiwa yang ditawarkan termasuk juga produk asuransi jiwa unit link.
Asuransi jiwa unit link merupakan asuransi jiwa dengan dua keuntungan, komponen untuk proteksi dan komponen investasi. Premi yang dibayarkan sebagian digunakan untuk membayar proteksi lalu sebagian lagi ditempatkan pada investasi dalam bentuk unitlink. Sebagai suatu produk asuransi jiwa, manfaat utama asuransi jiwa unit link tetap untuk proteksi. Tetapi mempunyai manfaat tambahan dibandingkan jenis asuransi jiwa tradisional, yakni investasi.
Di tengah pandemi ini, pangsa pasar asuransi jiwa unit link menunjukkan pertumbuhan 31,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya . Tercatat, total pendapatan premi untuk produk asuransi jiwa unit link mencapai 35,83 Triliun pada Q1 2021. Diperkirakan bisnis asuransi jiwa unit link akan membaik seiring proyeksi pertumbuhan ekonomi global IMF yang mencapai 5,5% di 2021.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu memperkirakan, bisnis unit link akan bangkit ketika dampak pandemi dapat dicegah dengan vaksinasi. Jika semakin banyak masyarakat mendapatkan vaksin, maka bisnis unitlink juga ikut terkerek.